Friday, February 19, 2016

Wanita Penuh Harga Diri




ISTRI BIJAKSANA

Ada seorang pria, tidak lolos ujian masuk universitas, orang tuanya pun menikahkan ia dengan seorang wanita. Setelah menikah, ia mengajar di sekolah dasar. Karena tidak punya pengalaman, maka belum satu minggu mengajar sudah dikeluarkan.

Setelah pulang ke rumah, sang istri menghapuskan air mata nya, menghiburnya dengan berkata: "Banyak ilmu di dalam otak, ada orang yang bisa menuangkannya, ada orang yang tidak bisa menuangkannya. Tidak perlu bersedih karena hal ini. mungkin ada pekerjaan yang lebih cocok untukmu sedang menantimu."


Kemudian, ia pergi bekerja keluar, juga dipecat oleh bosnya, karena gerakannya yang lambat. Saat itu sang istri berkata padanya, kegesitan tangan-kaki setiap orang berbeda, orang lain sudah bekerja beberapa tahun lamanya, dan kamu hanya belajar di sekolah, bagaimana bisa cepat?

Kemudian ia bekerja lagi di banyak pekerjaan lain, namun tidak ada satu pun, semuanya gagal di tengah jalan. Namun, setiap kali ia pulang dengan patah semangat, sang istri selalu menghiburnya, tidak pernah mengeluh. nKetika sudah berumur 30 tahun-an, ia mulai dapat berkat sedikit melalui bakat berbahasanya, menjadi pembimbing di sekolah luar biasa tuna rungu wicara.

Kemudian, ia membuka sekolah siswa cacat, dan akhirnya ia bisa membuka banyak cabang toko yang menjual alat-alat bantu orang cacat di berbagai kota. Ia sudah menjadi bos yang memiliki harta kekayaan berlimpah. Suatu hari, ia yang sekarang sudah sukses besar, bertanya kepada sang istri, bahwa ketika dirinya sendiri saja sudah merasakan masa depan yang suram, mengapa engkau tetap begitu percaya kepada ku?

Ternyata jawaban sang istri sangat polos dan sederhana. Sang istri menjawab: sebidang tanah, tidak cocok untuk menanam gandum, bisa dicoba menanam kacang, jika kacang pun tidak bisa tumbuh dengan baik, bisa ditanam buah-buahan; jika buah-buahan pun tidak bisa tumbuh, semaikan bibit gandum hitam pasti bisa berbunga. karena sebidang tanah, pasti ada bibit yang cocok untuknya, dan pasti bisa menghasilkan panen dari nya.

Mendengar penjelasan sang istri, ia pun terharu mengeluarkan air mata. Keyakinan kuat, katabahan serta kasih sayang sang istri, bagaikan sebutir bibit yang unggul; Semua prestasi pada dirinya, semua adalah keajaiban berkat bibit unggul yang kukuh sehingga tumbuh dan berkembang menjadi kenyataan. Di dunia ini tidak ada seorang pun adalah sampah. hanya saja tidak ditempatkan di posisi yang tepat.

Ayat inti : Yesaya 34 : 4 : Oleh karena engkau berharga di mataku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau

Tidak seorangpun tidak membutuhkan kasih, penghargaan, dan penerimaan. Dan jika menuntut semuanya dari manusia, pasti kita kecewa. Siapa pun, baik pasangan hidup, orang tua, maupun anak-anak kita tidak akan mampu memberikan penghargaan dan penerimaan apa adanya. 

Keberdosan manusia menyebabkan manusia lebih mudah menuntut dari pada memberi. Itu sebabnya kita harus menerus mengingat diri kita, bahwa yang dapat memberikan kasih, penghargaan dan penerimaan sejati, tanpa banyak tututan hanya Tuhan kita, Yesus Kristus. Kasihnya tidak berubah sekalipun kita berubah. Dia tetap setia, sekalipun kita tidak setia kasih Kristus itulah yang seharusnya menjadi sumber harga diri kita. Tiga wanita berikut akan menjadi sumber inspirasi kita agar menjadi wanita sejati yang penuh harga diri:


·        Hana dengan masalah kemandualannya (1 Sam 1:1-28). Mudah sekali bagi hana untuk kehilangan harga diri karena tidak memberikan anak bagi suaminya. Walaupun suaminya sangat mengasihinya, namun bagi wanita masa itu, jika tidak melahirkan anak, maka dianggap sebagai aib. Hana memang sempat merasa tidak berharga karena keadaannya. “Demikanlah terjadi dari tahun ke tahun; setiap kali Hana pergi ke rumah Tuhan, penina menyakiti hati Hana, sehingga ia menangis dan tidak mau makan.”

kita gampang sekali merasa kita tidak berharga karena kita merasa ada sesuatu yang kurang dari hidup kita. Kita merasa tidak memiliki apa yang seharusnya dimiliki wanita pada umumnya, misalnya,tidak memiliki pasangan hidup, tidak memiliki anak, tidak memiliki suami yang setia, tidak memiliki anak-anak yang pandai, tidak memiliki kekayaan yang berlimpah, tidak memiliki wajah yang cantik, dan tubuh yang seksi. Seperti Hana, kita merasa sakit hati dan paling menderita.

Namun bersyukurlah kita mengetahui bagaimana Hana bangkit dari keputusasaannya. Dia percaya bahwa Tuhan yang menciptakannya sangat menghargai dan mau mendengar seruan doanya: “Ketika perempuan itu terus menerus berdoa… aku mencurahkan isi hatiku dihadapan Tuhan (1 sam 1:12,15). Hana bahkan bernazar, jika Tuhan memberikan kepadanya seorang anak laki, dia akan memberikan kepada Tuhan untuk seumur hidupnya. Harga dirinya sudah tidak bergantung lagi pada anak. Dia siap kehilangan anak, bahkan ketika Tuhan menganugerahkannya.
Jadikanlah kekurangan anda untuk mendorong anda mencari Tuhan dengan lebih sungguh dan rebutlah harga diri yang sesungguhnya di dalam kasih-Nya. Didalam kasih-Nya kita tidak kekurangan apa-apa. Kita adalah mempelai yang selalu dirindukannya.

·        Kedua, Abigail dengan suami yang kasar dan bebal (1 sam 25:2-35). Harga diri kita sebagai seorang istri mudah sekali terinjak-injak oleh kekasaran dan kebebalan suami kita. Nabal walaupun sangat kaya, dikatakan sangat jahat kelakuannya ia membalas kebaikan Daud dan tentaranya dengan kejahatan. Ia menolak memberi makan Daud dan ratusan tentaranya. Kejahatan Nabal memicu kemarahan Daud. Keputusan sudah diambil untuk memusnahkan Naal beserta seisi rumahnya dan seluruh laki-laki yang mengikutinya.

Jika kita memiliki suami yang kasar, jahat dan mau menang sendiri, kita cendrung kehilangan harga diri. Harga diri kita dilumpuhkan menjadi wanita yang minder, penuh dengan kepahitan, kemarahan yang terpendam, bahkan menjadi wanita yang selalu menyalahkan diri sendiri. Saya sering menjumpai istri yang selalu disalahkan suaminya dan menjadi istri yang lemah dan selalu menuduh dirinya yang memang salah.

Mari kita bangkit seperti Abigail yang berani menjadi penolong bagi suaminya (yang seharusnya tidak layak di tolong). Jika Abigail dipenuhi kebencian terhadap suaminya, bisa saja ia bersyukur ketika suaminya kali ini kena batunya. Bisa saja secara diam-diam, ia memang mengharapkan kematian suaminya. Namun, kita melihat sikap yang luar biasa dari Abigail. Harga dirinya tidak hancur karena kebengisan suaminya. Dia membuktikan dirinya sebagai wanita sejati yang penuh harga diri, dia tampil membela suami dan seisi rumah dan pengikut suaminya. Harga dirinya yang benar mmebuat dia mampu mengampuni dan membalas kejahatan suami dengan kebaikan. Harga dirinya yang sejati membuatnya dipenuhi hikmat Allah dan menyentuh hati Daud, sehingga dia mengurungkan niatnnya untuk membinasakan suami dan seluruh pengikutnya.

Ketiga, Maria dengan tugas yang harus diembannya (Luk 1:26-38). Sebagai seorang wanita yang menjaga kesucian dan kemurnian hidup, ia sama sekali tidak menyangka ketika suatu hari ia mendengar kabar bahwa ia dipilih untuk mengandung dari roh kudus, siapa yang bisa mempercayai cerita tersebut. Bahkan, tunangannya pun diam-diam mau memutuskan hubungan dengannya. Harga dirinya bisa saja hancur ketika mendengar para tetangga berbisik-bisik membicarakan keadaannya.

Berapa banyak harga diri kita hancur karena omongan orang-orang disekitar kita? Kita tidak mungkin bisa memuaskan semua orang. Maria sangat mengasihi Tuhan. Walaupun ia tidak memahami semuanya, namun dia mengambil keputusan untuk mempercayai Tuhan dan menyimpan semua perkataan Tuhan dalam hatinya (Luk 1:38)

Jika kita mau dipakai Tuhan menjadi alat kemuliaan-Nya, jangan takut dengan perkataan orang. Arahkan hati dan pikiran kita kepada Tuhan dan rencana-Nya yang agung. Kepercayaan kita terhadap rencananya yang sempurna membuat kita teguh berdiri, bahkan ditengah badai sekalipun. Jadilah wanita sejati dengan harga diri yang penuh dalam Kristus. Selamat berjuang.

0 comments:

Post a Comment